Peran
Keluarga Terhadap Pendidikan Anak
A. Pendahuluan
Segala puji kami panjatkan kehadirat Ilahi Robbi yang mana dengan
nikmat dan hidayahnya kami dapat melaksanakan aktivitas sehati-hari dan dapat
melaksanakan tugas makalah ini dengan baik walaupun makalah yang kami buat jauh
dari sempurna. Semoga dapat membawa manfaat yang besar bagi penulis dan bagi
pembaca.
Sholawat dan salam kami haturkan keharibaan baginda Nabi kita
Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari alam kejahilan kealam keilmuan dan
keteknologian. Dengan syafaatnya semoga selalu mengaliri kita semua sehingga
kita dapat melaksanakan segala petunjuk yang dibawanya.
Kalau kita berbicara kepribadia, hidup kita tidak akan terlepas
dari apa yang di sebut “lingkungan”. Karena kata itu sangat berpengaruh
terhadap hidup kita. Kita hidup didunia akan dipengaruhi oleh apa yang ada
diluar kita, sekalipun sesuatu yang ada didalam diri kita juga ikut andil di
dalam membentuk kepribadian kita.
Tidak sedikit teoti yang bembahas pengaruh yang ada dalam diri manusia.
Manusia akan terus dipengaruhi oleh lingkungan yang ditempatinya. Lingkungan
yang baik akan menjadikan pribadi seseorang menjadi baik, sebaliknya lingkungan
yang jelek akan berpengauh kepada seseorang akan bertindak jelek. Misalkan
seseorang yang mulai kecil hidupnya dikeluarga atau lingkungan yang
berpendidikan dan beragama, maka anak tersebut akan mempunyai jiwa yang pekah
terhadap nilai-nilai kegamaan pula. Begitu juga sebaliknya.
Maka dari itu lingkungan sangat dibutuhkan untuk mendukung membentuk
kepribadian seorang anak, mengingat anak adalah ibarat kertas putih yang masih
bersih tidak ternoda yang sangat perlu bimbingan dan arahan agar kertas itu
tidak kotor dan terdona.
Lingkungan yang sangat berpengaruh pertama kali adalah keluarga,
karena keluarga adalah guru yang pertama kali dekat terhadap aktivitas seorang anak. Selanjutnya
lingkukgan sekolah dan yang terakhir lingkungan masyarakat. Tiga itulah yang
akan menjadikan dan membentuk kepribadi seorang anak.
B. Pembahasan
Pendidikan
keluarga mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan jiwa anak. Hal ini
disebabkan karena keluargalah tempat pertama dan utama bagi anak-anak dalam
memperoleh pendidikan. Keluarga merupakan tempat anak-anak diasuh, tumbuh dan
berkembang. Sebagaimana dinyatakan dalam hadis yang artinya:
“Diriwatkan
dari Ibnu Umar dari Nabi saw. ia bersabda: Ingatlah, kalian adalah pemimpin dan
kalian akan dimintai pertanggungjawaban dari yang dipimpinnya. Penguasa atas
rakyat adalah pemimpin, dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya, laki-laki
pemimpin dalam rumah tangga dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadap
keluarga yang dipimpinnya, perempuan adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan
anak-anaknya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya,
dan hamba adalah pemimpin atas harta tuannya dan akan dimintai
pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya.”
Arti
hadis di atas menggambarkan betapa besarnya tanggung jawab keluarga atas
anggota keluarganya. Dengan demikian wajar apabila orang tua mempunyai peran
penting dalam pendidikan anak-anaknya untuk perkembangan baik fisik maupun
mentalnya.
Agama
sangat penting untuk ditanamkan kepada diri anak, karena agama bisa
mengendalikan kepribadian anak dalam perkembangan selanjutnya. Seseorang pada
masa kecilnya tidak pernah mendapat pendidikan agama, maka pada waktu dewasanya
nanti tidak akan merasakan pentingnya agama dalam hidupnya.
Keluarga
sebagai lingkungan awal pertumbuhan anak harus diisi dengan hal-hal yang
bersifat positif sehingga menjadi star yang baik bagi pertumbuhannya.
Pengalaman sukses bagi anak di awal pertumbuhannya terus diusahakan, sebab
pengalaman seperti itu akan membuka peluang demi kemajuan yang lebih tinggi
lagi. Akan tetapi sebaliknya, pengalaman gagal di awal pertumbuhannya bisa
mengakibatkan penghambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak pada fase
berikutnya.
Sukses
yang dicapai oleh anak akan membawa kegembiraan, dan kegembiraan akan
menumbuhkan kepercayaan diri dan akan menyebabkan seseorang bersikap optimis
dalam hidupnya sehingga setiap persoalan dihadapinya dengan tenang. Sedangkan
pengalaman gagal atau sering mengalami kegagalan, akan merasa kecil hati dan
kecewa sehingga menjadi pesimis dalam menghadapi kesukaran.
Lingkungan
pendidikan, lebih komprehensip dikemukakan oleh Zakiah Daradjat dengan: “segala
sesuatu yang tampak dan terdapat dalam kehidupan yang senantiasa berkembang
yang memberikan pengaruh seseorang”.
Penulis
menyimpulkan bahwa lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar peserta didik, baik berupa fisik maupun non fisik yang secara langsung
atau tidak langsung mempengaruhi proses pendidikan. Dengan demikian keluarga
sebagai lingkugan pendidikan mencakup lingkungan fisik dan non fisik.
Lingkungan fisik terdiri dari manusia yang berada di lingkungan keluarga atau
rumah dengan segala perlengkapannya sebagai tempat tinggal. Sedang lingkungan
non fisik seperti; suasana hubungan sosial, suasana psikologis, dan suasana
religius.
Selain
itu, hubungan orang tua dengan anak-anaknya akan mempengaruhi perkembangan jiwa
anak. Hubungan yang serius, penuh pengertian dan kasih sayang akan membawa pada
pembinaan pribadi yang tenang dan terbuka. Hal ini disebabkan karena ia
memdapat kesempatan yang cukup baik untuk tumbuh dan berkembang. Tetapi
hubungan yang tidak serasi, banyak perselisihan dan percekcokan, akan membawa
anak kepada pertumbuhan pribadi yang sukar dan tidak mudah dibentuk karena ia
tidak mendapatkan suasana yang baik untuk berkembang, karena selalu terganggu
oleh suasana orang tuanya.
Dalam
kaitannya dengan penataan non fisik, salah satunya adalah penataan psikologis.
Penataan psikologis ini menyangkut emosi dan suasana kejiwaan yang menyertai
dan dirasakan dalam kehidupan keluarga.
C. Faktor-faktor
Yang dapat Mempengaruhi Perkembangan Jiwa Anak
Sebagian
ahli mengatakan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh faktor-faktor
yang dibawa sejak lahir, di samping itu ada juga yang berpendapat bahwa
perkembangan manusia itu ditentukan oleh lingkungan.
- Faktor Pembawaan atau Bakat (Naluri/Instink)
Aliran
Nativisme yang disponsori oleh Lombrosso yang terkenal dengan teorinya "Delinquento
Nato" aliran ini mengatakan bahwa apabila anak membawa potensi
penjahat, maka anak menjadi jahat dan bakat yang dibawa itu akan berpengaruh
pula pada wajah dan potongan tubuh orang yang bersangkutan bahwa untuk
mengatakan seseorang itu penjahat atau bukan penjahat, dapat dilihat dari
wajahnya dan potongan tubuhnya.
A.W.
Masri dalam bukunya mengutip pendapat para ahli yang beraliran instinetivisme,
mengatakan bahwa sifat kodrat dari individu sama sekali tidak terpengaruh oleh
lingkungan sekelilingnya.
- Faktor Lingkungan
Paham
empirisme yang dipelopori oleh John Lock mengatakan bahwa perkembangan manusia
semata-mata ditentukan oleh pengalaman-pengalaman atau pengaruh lingkungan alam
sekitar di mana manusia hidup, karena manusia menurut pendapat tersebut
bagaikan kertas yang belum ditulisi. Selanjutnya lingkunganlah yang akan
memberi goresan atau tulisan di atasnya. Kepribadian manusia kelak ditentukan
oleh pongalaman-pengalaman yang diberikan kepadanya.
John
B. Waston seorang tokoh empirisme yang beraliran "Behaviorisme"
berpendapat bahwa manusia itu lahir dalam keadaan bersih aku akan membentuknya
sesuai dengan kehendakku. Untuk menjadikan manusia itu sesuai dengan yang kita
kehendaki, kepada orang itu tinggal diberikan lingkungan dan
pengalaman-pengalaman yang diperlukan.
Kita
ketahui bahwa kemampuan bawaan manusia sejak lahir adalah serba kurang lengkap
dan belum berkembang dengan sempurna, maka kemampuan manusia mempunyai peluang
besar untuk bebas berkembang. Untuk mengembangkan kemampuan ini tidaklah bisa
dengan begitu saja tanpa adanya pengaruh lingkungan, hal ini berbeda dengan
kemampuan bawaan binatang, ia membawa kemampuan yang sudah serba sempurna, jadi
kemampuannya bersifat konservatif dan fixed.
D. Faktor-faktor
Yang Menjadi Penyebab Terciptanya Pendidikan Keluarga Dalam Upaya Mengembangkan
Kepribadian Anak
Keluarga
merupakan saluran penerus isi proses kemasyarakatan dan kebudayaan pada
generasi berikutnya dan lagi pula baik buruknya kehidupan keluarga dalam
masyarakat turut mempengaruhi keadaan masyarakat dalam suatu negara.
Dilihat
dari peran orang tua terhadap pembinaan keluarga adalah sangat penting artinya.
Dalam hal ini orang tua merupakan obyek sekaligus menjadi subyek, karna tidak
bisa disangkal lagi bahwa keluarga adalah pondasi dari suatu negara yang akan
membentuk watak-watak generasi muda sebagai anak bangsa.
Faktor-faktor
yang penulis maksudkan di sini adalah:
- Kematangan fisik dan mental.
- Menghilangkan ketergantungan kepada orang tua.
- Tingkat pendidikan.
- Kesehatan
- Ekonomi
Hal
yang penting yang juga harus diperhatikan dalam kehidupan keluarga adalah
terciptanya kasih sayang bersama. Bila dalam suatu keluarga senantiasa didasari
oleh rasa kasih sayang di antara semua anggota keluarga terutama oleh kedua
orang tua terhadap anak-anaknya, maka seluruh anggota keluarga akan merasakan
betapa nikmatnya hidup dalam naungan keluarga yang bahagia.
Kepustakaan:
·
Abu Husain Muslim bin
Hajjaj al-Qusyairi al-Naisaburi, Sahih Muslim Juz II, Beirut:
·
Zakiah Daradjat, Kesehatan
Mental Jakarta: Gunung Agung, 1986.
·
Zakiah Daradjat, Ilmu
Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000.
·
Mustafa Fahmi, Penyesuaian
Diri, Jakarta: Bulan Bintang, 1986.
·
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar
Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1982.
·
Kartini Kartono, Psikologi
Anak Psikologi Perkembangan, Bandung: Mandar Maju, 1990.
·
William J. Goode, The
Family, Alih Bahasa Dra. Laila Hanoum Hasyim dengan judul Sosiologi keluarga,
Edisi I Jakarta: Bina Aksara, 1985.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar