Minggu, 11 November 2012

Peran Keluarga Terhadap Pendidikan Anak

Peran Keluarga Terhadap Pendidikan Anak
A.     Pendahuluan
Segala puji kami panjatkan kehadirat Ilahi Robbi yang mana dengan nikmat dan hidayahnya kami dapat melaksanakan aktivitas sehati-hari dan dapat melaksanakan tugas makalah ini dengan baik walaupun makalah yang kami buat jauh dari sempurna. Semoga dapat membawa manfaat yang besar bagi penulis dan bagi pembaca.
Sholawat dan salam kami haturkan keharibaan baginda Nabi kita Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari alam kejahilan kealam keilmuan dan keteknologian. Dengan syafaatnya semoga selalu mengaliri kita semua sehingga kita dapat melaksanakan segala petunjuk yang dibawanya.
Kalau kita berbicara kepribadia, hidup kita tidak akan terlepas dari apa yang di sebut “lingkungan”. Karena kata itu sangat berpengaruh terhadap hidup kita. Kita hidup didunia akan dipengaruhi oleh apa yang ada diluar kita, sekalipun sesuatu yang ada didalam diri kita juga ikut andil di dalam membentuk kepribadian kita.
Tidak sedikit teoti yang bembahas pengaruh yang ada dalam diri manusia. Manusia akan terus dipengaruhi oleh lingkungan yang ditempatinya. Lingkungan yang baik akan menjadikan pribadi seseorang menjadi baik, sebaliknya lingkungan yang jelek akan berpengauh kepada seseorang akan bertindak jelek. Misalkan seseorang yang mulai kecil hidupnya dikeluarga atau lingkungan yang berpendidikan dan beragama, maka anak tersebut akan mempunyai jiwa yang pekah terhadap nilai-nilai kegamaan pula. Begitu juga sebaliknya.
Maka dari itu lingkungan sangat dibutuhkan untuk mendukung membentuk kepribadian seorang anak, mengingat anak adalah ibarat kertas putih yang masih bersih tidak ternoda yang sangat perlu bimbingan dan arahan agar kertas itu tidak kotor dan terdona.
Lingkungan yang sangat berpengaruh pertama kali adalah keluarga, karena keluarga adalah guru yang pertama kali dekat  terhadap aktivitas seorang anak. Selanjutnya lingkukgan sekolah dan yang terakhir lingkungan masyarakat. Tiga itulah yang akan menjadikan dan membentuk kepribadi seorang anak.
B.     Pembahasan
Pendidikan keluarga mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan jiwa anak. Hal ini disebabkan karena keluargalah tempat pertama dan utama bagi anak-anak dalam memperoleh pendidikan. Keluarga merupakan tempat anak-anak diasuh, tumbuh dan berkembang. Sebagaimana dinyatakan dalam hadis yang artinya:
“Diriwatkan dari Ibnu Umar dari Nabi saw. ia bersabda: Ingatlah, kalian adalah pemimpin dan kalian akan dimintai pertanggungjawaban dari yang dipimpinnya. Penguasa atas rakyat adalah pemimpin, dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya, laki-laki pemimpin dalam rumah tangga dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadap keluarga yang dipimpinnya, perempuan adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan anak-anaknya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya, dan hamba adalah pemimpin atas harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya.”
Arti hadis di atas menggambarkan betapa besarnya tanggung jawab keluarga atas anggota keluarganya. Dengan demikian wajar apabila orang tua mempunyai peran penting dalam pendidikan anak-anaknya untuk perkembangan baik fisik maupun mentalnya.
Agama sangat penting untuk ditanamkan kepada diri anak, karena agama bisa mengendalikan kepribadian anak dalam perkembangan selanjutnya. Seseorang pada masa kecilnya tidak pernah mendapat pendidikan agama, maka pada waktu dewasanya nanti tidak akan merasakan pentingnya agama dalam hidupnya.
Keluarga sebagai lingkungan awal pertumbuhan anak harus diisi dengan hal-hal yang bersifat positif sehingga menjadi star yang baik bagi pertumbuhannya. Pengalaman sukses bagi anak di awal pertumbuhannya terus diusahakan, sebab pengalaman seperti itu akan membuka peluang demi kemajuan yang lebih tinggi lagi. Akan tetapi sebaliknya, pengalaman gagal di awal pertumbuhannya bisa mengakibatkan penghambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak pada fase berikutnya.
Sukses yang dicapai oleh anak akan membawa kegembiraan, dan kegembiraan akan menumbuhkan kepercayaan diri dan akan menyebabkan seseorang bersikap optimis dalam hidupnya sehingga setiap persoalan dihadapinya dengan tenang. Sedangkan pengalaman gagal atau sering mengalami kegagalan, akan merasa kecil hati dan kecewa sehingga menjadi pesimis dalam menghadapi kesukaran.
Lingkungan pendidikan, lebih komprehensip dikemukakan oleh Zakiah Daradjat dengan: “segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam kehidupan yang senantiasa berkembang yang memberikan pengaruh seseorang”.
Penulis menyimpulkan bahwa lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar peserta didik, baik berupa fisik maupun non fisik yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi proses pendidikan. Dengan demikian keluarga sebagai lingkugan pendidikan mencakup lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik terdiri dari manusia yang berada di lingkungan keluarga atau rumah dengan segala perlengkapannya sebagai tempat tinggal. Sedang lingkungan non fisik seperti; suasana hubungan sosial, suasana psikologis, dan suasana religius.
Selain itu, hubungan orang tua dengan anak-anaknya akan mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Hubungan yang serius, penuh pengertian dan kasih sayang akan membawa pada pembinaan pribadi yang tenang dan terbuka. Hal ini disebabkan karena ia memdapat kesempatan yang cukup baik untuk tumbuh dan berkembang. Tetapi hubungan yang tidak serasi, banyak perselisihan dan percekcokan, akan membawa anak kepada pertumbuhan pribadi yang sukar dan tidak mudah dibentuk karena ia tidak mendapatkan suasana yang baik untuk berkembang, karena selalu terganggu oleh suasana orang tuanya.
Dalam kaitannya dengan penataan non fisik, salah satunya adalah penataan psikologis. Penataan psikologis ini menyangkut emosi dan suasana kejiwaan yang menyertai dan dirasakan dalam kehidupan keluarga.
C.      Faktor-faktor Yang dapat Mempengaruhi Perkembangan Jiwa Anak
Sebagian ahli mengatakan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir, di samping itu ada juga yang berpendapat bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh lingkungan.
  • Faktor Pembawaan atau Bakat (Naluri/Instink)
Aliran Nativisme yang disponsori oleh Lombrosso yang terkenal dengan teorinya "Delinquento Nato" aliran ini mengatakan bahwa apabila anak membawa potensi penjahat, maka anak menjadi jahat dan bakat yang dibawa itu akan berpengaruh pula pada wajah dan potongan tubuh orang yang bersangkutan bahwa untuk mengatakan seseorang itu penjahat atau bukan penjahat, dapat dilihat dari wajahnya dan potongan tubuhnya.
A.W. Masri dalam bukunya mengutip pendapat para ahli yang beraliran instinetivisme, mengatakan bahwa sifat kodrat dari individu sama sekali tidak terpengaruh oleh lingkungan sekelilingnya.
  • Faktor Lingkungan
Paham empirisme yang dipelopori oleh John Lock mengatakan bahwa perkembangan manusia semata-mata ditentukan oleh pengalaman-pengalaman atau pengaruh lingkungan alam sekitar di mana manusia hidup, karena manusia menurut pendapat tersebut bagaikan kertas yang belum ditulisi. Selanjutnya lingkunganlah yang akan memberi goresan atau tulisan di atasnya. Kepribadian manusia kelak ditentukan oleh pongalaman-pengalaman yang diberikan kepadanya.
John B. Waston seorang tokoh empirisme yang beraliran "Behaviorisme" berpendapat bahwa manusia itu lahir dalam keadaan bersih aku akan membentuknya sesuai dengan kehendakku. Untuk menjadikan manusia itu sesuai dengan yang kita kehendaki, kepada orang itu tinggal­ diberikan lingkungan dan pengalaman-pengalaman yang diperlukan.
Kita ketahui bahwa kemampuan bawaan manusia sejak lahir adalah serba kurang lengkap dan belum berkembang dengan sempurna, maka kemampuan manusia mempunyai peluang besar untuk bebas berkembang. Untuk mengembangkan kemampuan ini tidaklah bisa dengan begitu saja tanpa adanya pengaruh lingkungan, hal ini berbeda dengan kemampuan bawaan binatang, ia membawa kemampuan yang sudah serba sempurna, jadi kemampuannya bersifat konservatif dan fixed.
D.     Faktor-faktor Yang Menjadi Penyebab Terciptanya Pendidikan Keluarga Dalam Upaya Mengembangkan Kepribadian Anak
Keluarga merupakan saluran penerus isi proses kemasyarakatan dan kebudayaan pada generasi berikutnya dan lagi pula baik buruknya kehidupan keluarga dalam masyarakat turut mempengaruhi keadaan masyarakat dalam suatu negara.
Dilihat dari peran orang tua terhadap pembinaan keluarga adalah sangat penting artinya. Dalam hal ini orang tua merupakan obyek sekaligus menjadi subyek, karna tidak bisa disangkal lagi bahwa keluarga adalah pondasi dari suatu negara yang akan membentuk watak-watak generasi muda sebagai anak bangsa.
Faktor-faktor yang penulis maksudkan di sini adalah:
  1. Kematangan fisik dan mental. 
  2. Menghilangkan ketergantungan kepada orang tua. 
  3. Tingkat pendidikan. 
  4. Kesehatan 
  5. Ekonomi
Hal yang penting yang juga harus diperhatikan dalam kehidupan keluarga adalah terciptanya kasih sayang bersama. Bila dalam suatu keluarga senantiasa didasari oleh rasa kasih sayang di antara semua anggota keluarga terutama oleh kedua orang tua terhadap anak-anaknya, maka seluruh anggota keluarga akan merasakan betapa nikmatnya hidup dalam naungan keluarga yang bahagia.
Kepustakaan:

·         Abu Husain Muslim bin Hajjaj al-Qusyairi al-Naisaburi, Sahih Muslim Juz II, Beirut:

·         Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental Jakarta: Gunung Agung, 1986.

·         Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000.

·         Mustafa Fahmi, Penyesuaian Diri, Jakarta: Bulan Bintang, 1986.

·         Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1982.

·         Kartini Kartono, Psikologi Anak Psikologi Perkembangan, Bandung: Mandar Maju, 1990.

·         William J. Goode, The Family, Alih Bahasa Dra. Laila Hanoum Hasyim dengan judul Sosiologi keluarga, Edisi I Jakarta: Bina Aksara, 1985.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar