Sabtu, 24 November 2012

Relativitas Kematian


Semua yang bernyawa mesti akan mati, mati adalah perpindahan dari alam ini ke alam lain. Kematian bukan ketiadaan, melainkan perkembangan dan perpindahan., musnah dari satu tingkat untuk memulai hidup di tingkat yang lain. Dengan kata lain kematian adalah noneksisitensi hanya saja ia bukanlah noneksistensi mutlaq. Kematian adalah noneksistensi relatif, yakni noneksistensi dari satu tahap demi eksistensi di tahap yan lain.

Manusia tidak akan mengalami kematian mutlaq, tetapi hanya menglami atau akan kehilangan kondisi tertentu dan beralih kekondisi yang lain. Disini kesirnaan itu relative. Misalnya tanah yang berubah menjadi tetumbuhan, tidak mengalami kematian yang mutlaq. Tanah itu hanya mengalami kematian yang relative, karena forma dan ciri khas tanah sebelumnya sebagai benda mati telah lenlyap. Namun ia mati dari kondisi dan keadaan untuk memperoleh kehidupan dalam kendisi dan keadaan lain.
Sebagaimana yang dia katakan:
Aku mati dari keadaan sebagai benda mati, dan berubah menjadi tetumbuhan. Aku mati dari keadaan sebagai tetumbuhan dan berubah menjadi binatang. Aku mati sebagai bidatang, dan kini berubah menjadi manusia. Kalau begitu, mengapa aku mesti takut menjadi kurang akibat kematian. Ditahap akhir aku akan mati dari keadaan sebagai manusia untuk bias berubah menjadi salah satu sayap malaikat. Setelah jadi malaikat, aku akan terus mencari ufuk lain karena “segala sesuatu akan binasa, kecuali wajahnya”.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar