Semua yang bernyawa mesti akan mati, mati
adalah perpindahan dari alam ini ke alam lain. Kematian bukan ketiadaan,
melainkan perkembangan dan perpindahan., musnah dari satu tingkat untuk memulai
hidup di tingkat yang lain. Dengan kata lain kematian adalah noneksisitensi
hanya saja ia bukanlah noneksistensi mutlaq. Kematian adalah noneksistensi
relatif, yakni noneksistensi dari satu tahap demi eksistensi di tahap yan lain.
Manusia tidak akan mengalami kematian mutlaq,
tetapi hanya menglami atau akan kehilangan kondisi tertentu dan beralih
kekondisi yang lain. Disini kesirnaan itu relative. Misalnya tanah yang berubah
menjadi tetumbuhan, tidak mengalami kematian yang mutlaq. Tanah itu hanya
mengalami kematian yang relative, karena forma dan ciri khas tanah sebelumnya
sebagai benda mati telah lenlyap. Namun ia mati dari kondisi dan keadaan untuk
memperoleh kehidupan dalam kendisi dan keadaan lain.
Sebagaimana yang dia katakan:
Aku mati dari keadaan sebagai benda mati, dan
berubah menjadi tetumbuhan. Aku mati dari keadaan sebagai tetumbuhan dan
berubah menjadi binatang. Aku mati sebagai bidatang, dan kini berubah menjadi
manusia. Kalau begitu, mengapa aku mesti takut menjadi kurang akibat kematian.
Ditahap akhir aku akan mati dari keadaan sebagai manusia untuk bias berubah
menjadi salah satu sayap malaikat. Setelah jadi malaikat, aku akan terus
mencari ufuk lain karena “segala sesuatu akan binasa, kecuali wajahnya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar